Sabtu, 16 Desember 2017

Pandangan Ketum PWRI Suriyanto PD Terkait Tumbuh Kembangnya Media Khususnya Di Indonesia.

Nasional.
MataLensa.com, Jakarta - Dewasa ini pertumbuhan media sangat pesat, namun sayangnya tidak semua media mampu menjalankan fungsinya dengan tepat. Hal ini, disebabkan oleh berbagai faktor yang mendasarinya, misalnya kurangnya pemahaman tentang komunikasi, cara menyampaikan, atau cara mengemas berita yang hanya asal asalan.

Perlu disadari, kebutuhan manusia yang semakin bertambah, termasuk dalam hal informasi, media harus mampu menyajikan suatu berita semenarik mungkin, sehingga akan menjadikannya sebagai rujukan, dan diminati khalayak sehingga menjadi media yang kehadirannya dinanti nanti.

Menyikapi persoalan media yang terus bergerak dinamis, Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Suriyanto PD, mengungkapkan pandangannya bagaimana memfungsikan media secara tepat, terarah, visioner, sehingga mampu mengawal suatu perubahan yang baik bagi bangsa ini ke depan. Karena menurutnya, media merupakan ujung tombak eksistensi bangsa.

Berikut petikannya.

Menurut Anda, bagaimana peran suatu media, di tengah maraknya perkembangan teknologi global dewasa ini.

SURIYANTO : Sebelumnya kita harus melihat terlebih dahulu perkembangan media dari jaman ke jaman. Jika dulu media cetak menjadi sumber informasi utama, sekarang suasanya telah berbeda. Perkembangan teknologi secara global, telah mengubah wajah media konvensional seperti koran, majalah, tabloid, untuk menyesuaikan diri menyatu di era digital seperti sekarang ini.

Kenapa, karena seiring perkembangan teknologi, peran internet mengambil alih hampir 70 persen segmen pembaca konvensional beralih ke digital. Hal ini tentunya, membawa konsekuensi tersendiri, dimana media yang sebelumnya di jalur konvensional beralih ke digital.

Selain itu, di tengah-tengah perkembangan media ini, terjadi juga perubahan dalam dinamisme media, masyarakat, maupun politik.

Di PWRI sendiri, kami memiliki anggota yang mengelola media hampir 600 lebih media, dengan komposisi 60 persen media online, 15 persen media cetak, 10 persen media radio, 10 persen televisi berbasis online dan 5 persen bersifat inhouse magazine.

Artinya, dengan jumlah maupun prosentase sebesar itu, kami terus mempersiapkan diri dengan memberi pelatihan-pelaltihan jurnalistik, strategi mengelola media, sesuai dengan aturan perundang undangan dan prinsip-prinsip kode etik jurnalistik.

Bagaimana Anda mensikapi munculnya media-media baru di Indonesia

SURIYANTO : Itu adalah dinamika yang harus kita sikapi dengan positif. Yang harus diwaspadai adalah soal kepemilikan media. Pemilik media harus tahu diri, sehingga mampu menjalankan medianya menjadi alat kontrol yang baik, tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lain yang bisa merusak kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketika seseorang terjun dalam bisnis media, satu hal penting yang harus dimiliki ia harus punya visi kebangsaan. Dengan demikian, kepentingan bangsa akan lebih mengemuka daripada kepentingan pribadi, kelompok, maupun kepentingan asing yang hanya ingin membuat bangsa ini carut marut.

Kami di PWRI lebih selektif soal itu. Karena PWRI sebagai organisasi profesi bagi kalangan jurnalis, dimana sebagian besar diantara mereka adalah pemilik dan pengelola media. Pengelola media yang tergabung dalam organisasi PWRI, harus mampu pula menjalankan media sesuai fungsinya, jernih, jujur, aspiratif, inspiratif, dan mengedukasi masyarakat sesuai kultur budaya bangsa kita yang luhur, beradab dan bermartabat. Dengan demikian, media kita bisa mentransformasi pola pikir yang baik, untuk kebaikan bangsa ini ke depan.

Apa yang Anda telah lakukan terkait jurnalis maupun pengelola media yang tergabung dalam organisasi PWRI ?

SURIYANTO : Dalam berbagai kesempatan, saya selalu tekankan, jadilan seorang jurnalis yang profesional, jujur, dan mampu memberi sumbangsih nyata bagi masyarakat dan bangsa melalui karya karya jurnalistik. Hindari berita hoaks yang bisa merusak sendi sendi kehidupan. Katakan benar jika hal itu benar, katakan salah jika memang salah, beri solusi yang baik dengan bahasa yang santun dan baik.

Sekali lagi, patut disadari bersama, bahwa media merupakan ujung tombak eksistensi suatu bangsa. Jagalah marwah bangsa ini melalui media, jangan sampai media disusupi oleh orang-orang yang berniat buruk yang ingin memecah belah bangsa, bahkan sampai merusak moral bangsa.

Insya Alloh media-media yang tergabung dalam PWRI akan mampu mengawal bangsa ini ke arah yang lebih baik. Itu komitmen kami.

Untuk menuju ke arah sana, semua pengurus PWRI baik tingkat Provinsi hingga tingkat cabang, wajib melakukan pelatihan pelatihan jurnalistik, sehingga nantinya lebih profesional, dan pada gilirannya mampu pula menyuarakan pesan-pesan pembangunan, sehingga bangsa ini lebih baik lagi.

Saya juga tekankan, bahwa jurnalis-jurnalis yang tergabung dalam PWRI, harus memiliki kompetensi dan kejujuran dalam menuangkan karya-karya jurnalistiknya, baik dalam membuat berita, artikel, maupun produk jurnalistik lainnya sehingga terjaga mutunya. (Red)

Sumber : inovasi (PWRI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DPC PWRI Kota Bengkulu Apresiasi Komitmen Kadis PUPR Kota Bengkulu.

MataLensa, Bengkulu – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Bengkulu mengapresiasi aksi cepat tanggapny...