Senin, 04 Desember 2017

KISAH KOIN KUNO

Oleh : M.Martanus 

MataLensa.com - Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dangan rasa putus asah. Kondisi keuangan keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk & menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok,"ujarnya

Meskipun begitu ia lalu membawa koin itu ke bank.
"Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran.

Lelaki itupun membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, ternyata koin tersebut dihargai Rp 300.000,-

Lelaki itupun merasa senang sekali. Saat lewat toko perkakas, ia melihat beberapa keping kayu obral. Ia pun lantas membelinya dengan harga Rp 300.000,- rencananya kayu tersebut untuk dibuatkan rak untuk istrinya. Kemudian ia memanggul kayu tsb dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan, ketika melewati sebuah mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki tersebut. Pemilik mebelpun menawarkan lemari Rp 1 juta  untuk ditukar dengan kayu lelaki itu. Setelah kata sepakat, lantas lelaki itupun meminjam gerobak ke tukang mebel untuk membawa pulang lemari itu tadi.

Dalam perjalanan, ia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yg indah itu, kemudian menawarnya seharga Rp 2 juta. Lelaki itu tampak ragu, lantas wanita itupun menaikkan tawarannya menjadi Rp 3,5 juta. Dan lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, ia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung kembali lembaran uang senilai Rp 3,5 juta.

Namun tanpa ia sadari, tiba-tiba ada perampok datang, mengacungkan clurit, dan merampas uang tersebut, lalu kabur.

Kebetulan istrinya melihat kejadian tersebut dan berlari mendekati suaminya, lalu bertanya dengan penuh kekhawatiran,
"Apa yang terjadi?Kamu baik-baik saja kan?Apa yg diambil perampok tadi?,"tanya sang istri.

Lelaki itu hanya mengangkat bahunya sambil berkata.
"Oh, nggak apa-apa kok. Yg diambil hanya sebuah koin penyok yg kutemukan di jalan tadi pagi...,"ujarnya sembari tersenyum kecil.

Nah saudaraku...

Bila kita sadar, kita tidak pernah memiliki apapun didunia ini yang bersifat abadi kecuali amal dan kebaikan, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Semestinya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang kedunia tidak membawa apa-apa, pergipun tanpa membawa apa-apa.

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.

Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan.

Apa yg sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?

Tidak ada.!
Bahkan napas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan, dan pasti akan berubah.

Saat kehilangan sesuatu kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa.

Jadi "kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan.
Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yg penuh dengan ke"aku"an._

Ke"aku"an lah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, suamiku, anakku.

Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak membawa apa-apa dan siapa-siapa.

Pada waktunya, siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak menggenggam erat, maka dia akan selalu bahagia...

Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DPC PWRI Kota Bengkulu Apresiasi Komitmen Kadis PUPR Kota Bengkulu.

MataLensa, Bengkulu – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Bengkulu mengapresiasi aksi cepat tanggapny...