DW didampingi dua kuasa hukumnya, Ficki Andrian SH dan Donal Henri Samosir SH, datang ke Mapolres Rokan Hulu melaporkan oknum Polisi (ML), Selasa (24/10/17) sekitar pukul 13:00 WIB.
Pasalnya menurut DW, dirinya telah dijadikan sebagai pekerja seks komersial (PSK) secara paksa oleh seorang oknum Polisi di sebuah kafe remang ARM daerah Ujungbatu Rokan, Kabupaten Rokan Hulu.
DW, saat di Mapolres Rohul mengatakan, dirinya sudah hampir satu tahun mengalami penyiksaan, dipaksa melayani tamu di kafe remang-remang ARM di Lintam, Ujungbatu.
Menurut DW kejadian tersebut berawal ketika dirinya ditawari pekerjaan sebagai pelayan rumah makan oleh oknum polisi berinisial ML yang mengaku bertugas di Mapolres Rokan Hulu.
Papar DW, setiba di Kecamatan Ujung batu Rohul, dirinya ditinggalkan oleh ML dan dijemput oleh orang yang tidak dikenalnya, hingga dibawa ke kafe ARM.
“Setiap hari saya harus melayani tamu, kalau tidak mau, saya akan disiksa dan digantung kaki keatas kepala saya dibawah. Itu pernah saya alami,” ujar DW dengan sedih.
DW juga mengaku, sering diancam oleh oknum polisi (ML) dengan senjata api laras panjang jika berani melarikan diri.
Beruntung, DW berhasil kabur dari rumah yang disebutnya neraka itu setelah di jemput secara diam-diam oleh orangtuanya.
DW mengungkapkan, di kafe ARM tersebut masih banyak wanita-wanita yang senasib dengan dirinya dan mengalami kekerasan.
“Saya berharap polisi menangkap oknum polisi panyalur dirinya dan pemilik kafe, dan mereka harus dihukum seberat-beratnya,” harap DW.
Kuasa Hukum DW, Ficki Andrian SH juga berharap kliennya terbebas dari ancaman dan kekerasan oleh kedua orang tersebut.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar