Jumat, 27 Oktober 2017

Ketua Umum PWRI Suriyanto, PD : Keberagaman Kita Sudah Tercabik Cabik.

MataLensa.Com, Jakarta - Semangat Sumpah Pemuda, jangan hanya sekedar peringatan seremonial saja, namun harus diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Momentum Semangat Sumpah Pemuda 1928, telah menyatukan seluruh keragaman yang ada di Indonesia, komitmen dan visi kebangsaan begitu kuat untuk memerdekakan republik ini dari cengkeraman penjajah.

Namun sangat disayangkan, di era sekarang ini semangat dan jiwa nasionalisme sudah luntur. Keanekaragaman suku maupun budaya, sudah tercabik – cabik.

Pandangan tersebut disampaikan Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Suriyanto PD, dalam diskusi terbatas yang bertema ‘Merajut Kembali Komitmen Kebangsaan Kita’ di Jakarta, Jum’at, 27 Oktober 2017, malam.

Menurut Suriyanto, bangsa ini sekarang mulai kehilangan jati diri sebagai bangsa yang besar, yang menjunjung tinggi keberagaman. Nilai – nilai persatuan nyaris porak poranda karena sudah ditunggangi muatan – muatan politik. Hal ini diperparah masuknya paham liberalisme, sehingga sesama anak bangsa saling terkotak kotak.

“ Gejala yang menghancurkan tata nilai kehidupan berbangsa dan bernegara sudah terlihat jelas. Kita harus mewaspadai munculnya berbagai dimensi yang bisa memecah belah persatuan bangsa,” kata Suriyanto

Suriyanto mengingatkan, berbagai dimensi yang harus diwaspadai muncul dari semua sektor, baik geografi, demografi, sumber daya alam, idiologi, politik, ekonomi, budaya, hingga pertahanan dan keamanan.

“ Itulah tantangan berat yang harus kita hadapi sebagai sebuah bangsa. Peran pemuda dan generasi muda sangat penting dalam mensikapi persoalan – persoalan kebangsaan tersebut. Pemuda, generasi muda harus mampu menjaga Indonesia yang penuh keberagaman yang ber Bhineka Tunggal Ika,” tandasnya.

Suriyanto menuturkan, generasi muda saat ini dihadapi dengan maraknya model penjajahan gaya baru berupa neo imperialisme dalam praktik regulasi pro – neolib, utang luar negeri yang semakin membengkak, investasi asing, korupsi, liberalisasi financial dan moneter, individualisme, narkoba, hingga munculnya buzer buzer medsos yang turut andil dalam memecah belah bangsa hanya demi uang dan jabatan. Hal tersebut, butuh sikap kritis dari generasi muda.

Untuk itu ia berhadap, generasi muda harus mampu menjadi pelopor, dengan membekali diri pembentukan karakter yang baik, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme.

“ Kita harus bisa memahami esensi Sumpah Pemuda itu sendiri, belajar dari komitmen pemuda pejuang bangsa 28 Oktober 1928. Semangat persatuan dan kesatuan tersebut yang harus diwujudkan kembali oleh para Pemuda Indonesia, untuk meraih cita –cita bangsa yang belum tercapai,” tegasnya.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DPC PWRI Kota Bengkulu Apresiasi Komitmen Kadis PUPR Kota Bengkulu.

MataLensa, Bengkulu – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Bengkulu mengapresiasi aksi cepat tanggapny...