Kamis, 02 November 2017

Ustadz Irfan S. Awass: Hasil Survey Setara Institute Merupakan Penistaan Terhadap Rumah Ibadah Muslim

Nasional.
MataLensa.com, Bandung -  Hasil riset penelitian yang dilakukan oleh Setara Institute yang meliris bahwa Masjid-masjid di sekitar kampus dan perumahan di Depok menjadi sarang radikalisme dan intoleran, alasannya karena isi ceramah para ustadz di Masjid-masjid Depok bersifat radikal dan intoleran mendapat tanggapan dari Ustadz Irfan S. Awass.

Dihubungi melalui sambungan WA, Kamis 2/11/2017 Ustadz Irfan yang juga merupakan Ketua Lajnah Tanfidziah Majelis Mujahidin menyatakan bahwa hasil riset itu merupakan penistaan terhadap tempat ibadah kaum muslimin.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa persepsi Setara Institute tentang sarang  radikalisme di masjid menggunakan standard anti    agama alias  komunis. Juga like and dislike. Jika ukuran yang digunakan untuk menilai isi ceramah itu radikal dan intoleran berdasarkan persepsi. Maka Setara Institute sesungguhnya sarang komunis yang potensial mengadu domba masyarakat. Apalagi,  Setara Institute secara tidak beradab mempertentangkan isi ceramah dengan paham ormas tertentu.

Isu bahwa, "PKI tidak berbahaya, yang berbahaya radikalisme" sebenarnya peranakan dan anak haram Setara.

Mengapa Setara Institute hanya meneliti ceramah di Masjid, dan mengabaikan ceramah di Gereja, Kelenteng,  Pagoda, Pura, Wihara dll tempat ibadah kaum musyrik? Mengapa Setara Institute hanya menilai ceramah Ustadz dan sakit gigi terhadap ceramah pendeta? Apakah Setara Institute sengaja memposisikan diri sebagai musuh Islam dan kaum muslimin? Setara Institute Islamphobia?

Seperti yang dirilis dari laman CNN Indonesia, Kamis 1/11/2017 bahwa Peneliti Setara Institute Sudarto telah mengadakan riset terhadap ratusan masjid di Depok dan Bogor sepanjang bulan Agustus dan bulan Oktober.

Hampir setiap pengajian di masjid yang berada di kawasan Depok, Masjid yang berada di dalam Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi diteliti.

Berdasarkan penelitian tersebut, Setara Institute menyebut terdapat 529 masjid dan 927 musola di Depok yang diduga menjadi sarang radikakisme dan intoleran.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DPC PWRI Kota Bengkulu Apresiasi Komitmen Kadis PUPR Kota Bengkulu.

MataLensa, Bengkulu – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Bengkulu mengapresiasi aksi cepat tanggapny...