Senin, 06 November 2017

Guru Aniaya Siswa SMP, Polisi dan Kemendikbud Turun Tangan.

Nasional.
MataLensa.com, Jakarta -- Kepolisian Resor Pangkalpinang, Bangka Belitung sementara itu menemukan perbedaan lokasi insiden pemukulan yang dilakukan guru berinial M terhadap murid berinsial RH di salah satu Sekolah Menengah Pertama Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan, insiden pemukulan terjadi di luar ruang kelas, bukan di dalam kelas sebagaimana ditampilkan dalam video yang telah viral di media sosial.

Fakta tersebut diketahui setelah Polres Pangkalpinang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Senin (6/11) sekitar pukul 10.30 WIB.

"Fakta hasil pengecekan TKP, betul telah terjadi peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh guru inisial M kepada seorang murid kelas 8 A inisial RH pada Rabu (11/10) sekitar pukul 10.00 wib. TKP pemukulan itu berada di belakang luar kelas 8 B," kata Rikwanto dalam keterangan tertulisnya.

Polres Pangkalpinang juga menemukan ketidaksesuaian antara ciri-ciri guru dan murid yang ditampilkan dalam video dan fakta di lapangan.

"Ciri-ciri guru dan murid yang ada pada video viral tidak sesuai dengan guru dan murid yang terlibat peristiwa pemukulan di SMPN 10 Pangkalpinang," kata jenderal bintang satu itu.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara polisi diketahui bahwa insiden pemukulan terjadi lantaran RH memanggil nama M secara tidak sopan. Mendengar hal itu, M langsung mendatangi RH yang tengah berjalan menuju kelas lain dan melakukan pemukulan serta penamparan sebanyak tiga kali.

"RH memanggil nama M yang sedang mengajar di kelas 8 D dengan tidak sopan, kemudian mendatangi RH yang sedang menuju kelas 8 A dan ketemu di belakang luar kelas 8 B dan melakukan pemukulan dengann menampar pipi kanan RH sebanyak tiga kali sebagai bentuk hukuman," tuturnya.

Menyikapi insiden ini, pihak SMPN 10 Pangkalpinang telah melakukan mediasi dengan mempertemukan orangtua RH, dengan M, Kepala Sekolah SMPN 10 Pangkalpinang, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pangkalpinang pada Senin (16/10) silam. Menurut Rikwanto pertemuan itu pun berlanjut dengan pembuatan surat perjanjian damai di antara RH dan M.

Rikwanto menambahkan, RH pun kini telah kembali melanjutkan sekolah di SMPN 10 Pangkalpinang seperti biasa.

"Saat ini RH bersekolah seperti biasa dalam keadaan sehat," katanya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sementara itu membantah lokasi pemukulan murid oleh guru yang viral di media sosial terjadi di salah satu SMP Pangkalpinang.

“Sejak Sabtu (4/11) kami kirim tim dan kami cek ke dinas, tidak betul itu di Pangkalpinang. Sudah kami cek,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ari Santoso kepada wartawan.

Tim dari Kemendikbud masih menelusuri dan mencari tahu kebenaran dari video itu. Mereka tak mau terlalu cepat menyimpulkan kejadian itu melibatkan pertikaian antara guru dan murid.

“Semua masih memungkinkan karena di beberapa sekolah Indonesia kan anak SMP menggunakan celana panjang,” ujar Ari.

“Kalau dilihat dari seragam dan lain-lain itu juga bukan guru. Coba dilihat videonya kan kami teliti satu satu,” lanjut Ari.

Jika hasil penyelidikan berhasil mengungkap insiden tersebut melibatkan guru dan murid, kata Ari, maka hal tersebut bentuk pelanggaran. Kemendikbud akan menindaklanjutinya bersama inas tingkat kabupaten/kota untuk SMP atau provinsi bila terjadi di SMA/K. (red)

sumber : CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DPC PWRI Kota Bengkulu Apresiasi Komitmen Kadis PUPR Kota Bengkulu.

MataLensa, Bengkulu – Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Bengkulu mengapresiasi aksi cepat tanggapny...